Sabtu, 29 Juni 2019
Sejati nya cinta
Esensi percintaan moderen memang memiliki banyak warna, Kemudian beberapa cinta harus kehilangan makna.
Sejati nya, cinta adalah rasa yang sederhana. Ia akan tetap berada di tempat yang sama, bahkan jika ia harus di uji ruang dan waktu.
Setiap insan memang memiliki cara mencintai yang berbeda. Ada yang rumit, ada juga yang sederhana.
Saya, sedang di mabuk cinta.
Cinta yang sama ketika saya pertama kali mengenal apa itu cinta.
Tahun 2000, adalah tahun pertama saya mengenal orang ini. Tahun ketika pertama kali saya duduk di bangku sekolah dasar. Kadang saya sering binggung dengan rahasia Tuhan, selalu ada-ada saja caraNya menempatkan rasa dan kita selalu dibuat nya penasaran.
Saya rupa nya memang harus menulis lagi tentang ini, siapa tahu kelak akan di baca anak cucu kami. Ada beberapa bait cerita yang dulu pernah ku tuliskan di blog ini tentang perasaan ku yang begitu dalam kepadanya, hanya saja masih menggunakan bahasa-bahasa majas khas anak remaja. Tidak ingin ku ubah sedikit pun biarlah itu menjadi kisah.
Kalau saja dulu ia tidak mengantarkan aku pulang berjalan kaki saat aku yang berusia 6 tahun ketika aku merasa ketakutan menunggu ayah yang tak kunjung datang, sedangkan hari semakin sore. Mungkin memoriku ia adalah teman masa kecilku saja dan cukup sampai di situ. Ia memang pemberani, hingga kini pun ia masih tetap menjadi pemberani.
Ayang namanya, 5 huruf yang selalu ku ingat sejak saat itu. Anak kecil pemberani yang memegang bahuku kemudian mengajak ku pulang. 19 tahun berlalu rupa nya ia benar-benar mengajak ku pulang ke hati nya, aku menyebut nya rumah. Karena telah ia siapkan tempat ternyaman untuk ku tinggali.
Aku jatuh cinta berkali-kali pada nya. Dan aku merasa beruntung karena dia adalah cinta pertamaku.
Jujur, aku tak pernah berani berangan untuk perasaan ku kepadanya. Semua mengalir begitu saja, sejak aku di buatnya jatuh hati. Hanya ku simpan dalam diam bersama bait-bait doa kepada sang kuasa.
Betapa aku mencintainya, bahkan ketika aku bersama cinta yang lain tak ada yang mampu membuatku mencinta sedalam ini. Hingga aku pun sadar kalau ia adalah cinta sejatiku. Dari nya aku belajar kalau cinta yang sejati memang benar-benar ada, perasaan yang masih sama sejak pertama kali aku jatuh cinta kepadanya.
Ternyata memang semua sudah di rencanakan oleh sang kuasa begitu indah ketika aku kembali mengingat-ingat alurnya.
Singkat cerita, sejak tahun 2006 kami terakhir kali berjumpa di saat perpisahan sekolah aku masih terus mencari dan ingin tahu tentang nya. Namun memang belum waktu yang tepat sekaras apapun aku berusaha dahulu.
Hingga pada tahun 2015 di Jogjakarta kami akhirnya bertemu di media sosial. Perbincangan yang singkat mengantarkan kami pada sebuah pertemuan. 16 juli 2015 kado ulang tahun terindah yang pernah aku miliki saat Tuhan mengijinkan kami bertemu dalam sebuah perjumpaan.
Hari yang indah, kami yang saling bercengkrama melepas rindu ternyata tidak bisa menolak getaran itu. Saling menatap dan tersenyum seolah menyiratkan banyak arti. Aku semakin jatuh cinta lagi dan lagi, namun kali ini aku mendapatkan visualisasi nya.
Beberapa orang memang tahu kalau aku benar menyukai nya. Ada celotehan-celotehan yang menganggap aku gila karena perasaan ku yang sangat dalam kepadanya, ada juga yang menyuruh aku melupakan dia sosok cinta pertamaku. Apalagi mereka adalah orang-orang terdekat.
Kadang kita memang tidak perlu mendengar apa kata orang lain. Cukup percaya pada Hati kecil mu saja, meskipun kamu sendiri tidak pernah tahu kemana ini akan berujung. Jika saat itu aku sudah menyerah dengan rasa ini dan memilih menjalani hidup berasama cinta yang lain aku tidak akan pernah tahu kalau dia yang aku cintai juga sangat mencintai ku, bahkan dengan rasa yang begitu dalam.
Kalau saja saat itu kami menyerah pada keadaan dan waktu. Kami sama-sama tidak akan pernah berkisah tentang besarnya cinta antara kami.
Sebelum hari pertemuan itu, ia sudah menghapiri aku kedalam mimpi. Masih samgat jelas teringat di memori ku. Sosok pria berbaju putih yang telah menunggu ku di dalam danau yang indah kala malam menjemput kemudian mengajakku berenang ketepian, benar hadir dalam nyataku. Sosok yang sama. Semesta seolah sudah memberiku tanda tentang kedatangannya kembali dalam hidupku.
Memang benar jodoh takan kemana. Sejauh apapun kaki melangkah, siapapun mencoba memisahkan, selama apapun waktu memberi jarak sejati nya cinta selalu punya cara untuk menemukan jalan nya untuk kembali pulang.
14 maret 2019 kami di pertemukan dalam waktu yang tidak pernah kami duga. Semua berjalan begitu saja. Masih teringat jelas bait doa yang pernah ku ucapkan kala malam pergantian tahun menuju tahun 2019, sudahi saja ya Tuhan rasa ini. Sungguh berat rasanya mencinta orang yang tidak bisa dimiliki apalagi saat itu saya sedang terjebak dalam hubungan yang rumit dengan orang lain.
Namun memang benar semua benar-benar indah pada waktunya. Waktu nya Tuhan bukan waktu kami.
Pada pertemuan yang tak di rencanakan itu di penuhi berjuta rasa. Hening yang kemudian terpecah menjadi kehangatan yang takan pernah bisa kami lupakan. Pada hari itu saat dia mengatakan kepada ku untuk menjalani hidup bersamanya aku terdiam dan terpaku, ini kah Tuhan jawaban doaku? Aku masih belum percaya jika ia juga mencintaiku dengan cinta yang sama.
Ku dengar detup jantung nya yang begitu kencang, lalu ku sandarkan kepalaku pada dadanya semakin terdengar kencang debarannya. Rupanya ia benar jatuh cinta.
Kami menikmati waktu bersama dunia seolah memberikan waktu untuk kami. Hari berlalu dan tak perlu waktu lama untuk kami ingin menghabiskan sisa hidup bersama. Aku benar-benar ingin berada di sampingnya seumur hidupku. Dia pun demikian.
Kami memulai semuanya bersama.
Tidak ada lagi dia atau aku kami sepakat kalau kini dan selamanya hanya ada "kita"
Sungguh tak sabar rasa nya menuju hari yang paling membahagiakan itu. Ini adalah amin yang paling indah dari semua doa-doa ku.
Aku menemukan separuh dari jiwaku. Sungguh ku temukan! Definisi cukup terbaik yang pernah ada ketika aku di pertemukan dengan dia cinta pertamaku yang menjadi cinta terakhir di perjalanan cinta kami. -Sejati nya c i n t a-
Sabtu, 01 Juni 2019
My Spiritual Journey
Setahun lalu saya mengalami kebangkitan spiritual, yang saya sendiri berpikir saya sudah gila waktu itu. Saya bahkan sering melihat angka kembar(angel number) kalian bisa lihat pada postingan saya tahun 2015 lalu tentang angel number di blog ini. Dunia spiritual memang unik, kita memang saling terkoneksi dengan segala sesuatu yang ada. Saya tidak berbicara tentang agama. Apapun agama anda, anda bisa saja mengalami kebangkitan spiritual karena ini berbicara tentang jiwa. Kebangkitan dan perkembangan jiwa seseorang.
Saya memang sudah lama tak menulis tapi blog ini seperti saksi dan jejak perjalanan saya ketika saya di pertemukan dengan soulmate dan twinflame saya.
Senin, 10 Desember 2018
Masih Ada
Ada relung yang sepi mengingat kalbu
Ada, ya ada..
Masih ada di sana
Jauh di dalam dan terdalam
Melepur lara
Tak bisa di sentuh
Tidak bisa.. terlalu jauh
Antara kau dan aku
hanya lah kenangan..
Mata itu... mata yang sama
Menyeret jiwa kembali dan kembali.
Terlalu sulit untuk di tolak..
Tatapan itu seolah-olah menghentikan waktu...
Berlalu, jauh dari hari ini
Bolehkah ku simpan ini sejenak
Malam ini saja ketika aku bersajak karena rindu
Angan-angan pelipur lara
Menepi dulu ku tak sanggup berlajalan
Akhir-akhir ini aku sering tertatih mungkin jalan ku sedang menanjak atau mungkin ada kerikil kecil dari belakang yang melempar kepala batu ini agar ia menoleh tapi ia tahu ini tak boleh lama...
Sementara..
Kepadamu wahai sang petualang
Aku melemempar rindu ini kembali pada mu..
Aku ingin bertanya apa rasa nya ? Beritahu aku jika telah sampai..
Sajak rindu lagi-lagi menggila
Tarik ulur bagai jaring sang nelayan tua,
Hanya bait-bait doa yang sering terucap
Seolah-olah terbang meluap di atas langit.
Mungkin satu saat akan membaur bersama embun atau menyatu menjadi mendung?
Ah sudah,
Akhiri saja hari ini
Sajak ku akan kau kenang
Ketika aku benar-benar menepati ucap..
Sabtu, 22 Oktober 2016
Tulisan dari hati yang tersenyum
Dari hati yang patah, kemudian berantakan
Tertiup angin terbersit piluh
Untuk airmata yang tersirat di bawah pelupuk
Untuk jiwa yang terlanjur hampa kemudian memutuskan menutup relung hati
Dia datang...
Datang mengambil setengah dari duka dan menjadi bagian dari suka
Perkara duka hampir melebur termakan waktu.
Ia seolah memiliki tombak dan tameng untuk melukis senyum di wajah durja
Kegigihan mu, manrik uluran tangan wanita yang telah kecewa melambung ke angksa untuk meluapkan segala sendu kemudian turun ke permukaan bumi untuk berbagi senyuman yang kata mu menjadi kesukaan mu
Kau pembasuh yang hebat..
Tak hanya berani menggantung harap, namun berani mengambil langkah
Tak hanya menikmati kemudian pergi, namun tinggal dan terus membenahi
Sulit memang berjuang dari bawah. Namun jika bersamamu, ia tidak pernah keberatan itu
Semesta cukup adil memisahkan karma kebaikan dan karma keburukan...
Selasa, 06 September 2016
Nun jauh di sana
Aku suka...
Melody menghangatkan relung
Hapuskan airmata
Indah alunan gitar membentung setengah lengkung terbalik di bibir tipis
Berangan di tepi pantai
Tertiup sanubari jauh ke dasar laut
Datang dari venus untuk menghibur bulan sendu
Ia terlalu suka yang abstrak
Ia haus akan kasih
Telaga sasaran nya berlari
Belum kunjung bertemu
Langit seolah meretakan petakan kata
Debur suara langit mengoyahkan langkah kaki
Tinggi terpesona
Jauh melampaui
Indah dipandang mata
Aku berhembus
Dengarkan sepirihan rasa
Terimalah cahaya
Inilah ketulusan yang menjadi tekdirmu
Karena ketika hilang
Sulit untuk kembali
Senin, 05 September 2016
KAMUFLASE WAKTU🌱
Kini kau bersenandung sendiri
Pandang mu tak bertepi
Langkah mu tak berjarak
Entah akan berlanjut atau berhenti
Namun kepada hamparan fatamorgana aku menenun...
Beritahu aku sejenak
Janji mu kau akan menyadi pelangkap setengah
Namun khayal ku tak mampu menggapai
Kapan saja tembok-tembok itu akan runtuh
Lalu kemana jejak akan melangkah ?
Masih kah di titik ini atau kah ke savana yang baru ?
Atau mungkin akan terbang bak abu yang tak berampas
Dua orang lain berpelukan berairmata tak menolak berpisah
Apa yang kau lihat bukan lagi klise
Namun nyata terpampang optik.
Semuanya harus terluapkan
Menunganggi diri meraba-raba
Rancau bisa saja menyesatkan mata
Endapan air perihkan mata
Membicarakan isi hati lewat tatapan
Adakah kepekaan dari kaum terkaya ?
Tolong!
Percuma kau teriakan..
Penjajah moderen telah merongrong lapisan kulit.
Percaya saja pada dirimu.
DIA yang kekal takan melapaskan tatap dari mu.
Bahkan jika kau berani berserah, langkah mu telah di dahului..
Berlutut meratapi nasib..
Ketakutan perlahan punah
Siapa lagi yang mampu?
Masih kah tersisa belas atas kaum pemelas ?
Kau terpilih dari berjuta yang telah hilang
Kau terpilih dari mereka yang tergerus
Apalagi dunia.
Terlambat bukan berati tak mampu.
Berjalanlah
Berimanlah
Berdoalah
Di sisi kanan yang abadi
Tafsir
menari dalan damai yang menenangkan
Adakah harap yang menunggangi tabir percaya ?
Atau mungkin kah kesepuluh jemari kembali salah menyentuh pundak ?
Aku sungguh tak suka!
Cara mu tak menyenangkan
Kata mu sungguh tak menyejukan
Semua nya hambar
Bak genangan air yang keruh
Bercermin di sana pun aku tak mampu
Apalagi kini kau ingin aku masuk kedalan genangan keruh itu ?
Terlalu sulit kah itu ?
Namun apa ?
Kau masih saja menggetuk penyesalan di dalam hati
Hanya membuang waktu mu
Tidak akan kembali
Apalagi bersatu
Jangan kau coba lagi
Karena karma telah membutakan mata, menebalkan telinga, dan mengigit lidah untuk berkata.