Senin, 05 September 2016

KAMUFLASE WAKTU🌱



Kepada hamparan relung jiwa
Kini kau bersenandung sendiri
Pandang mu tak bertepi
Langkah mu tak berjarak
Optik menyalin ribuan warna berdurasi
Entah akan berlanjut atau berhenti
Namun kepada hamparan fatamorgana aku menenun...
Taukah kamu kemana raga harus menyambung raga?
Beritahu aku sejenak
Janji mu kau akan menyadi pelangkap setengah

Namun khayal ku tak mampu menggapai
Kita hidup dalam tembok raksasa
Kapan saja tembok-tembok itu akan runtuh
Lalu kemana jejak akan melangkah ?
Masih kah di titik ini atau kah ke savana yang baru ?
Atau mungkin akan terbang bak abu yang tak berampas
Dua orang beradu isi kepala dalam jeratan urat
Dua orang lain berpelukan berairmata tak menolak berpisah
Apa yang kau lihat bukan lagi klise
Namun nyata terpampang optik.
Tak patut di lupakan.
Semuanya harus terluapkan
Menunganggi diri meraba-raba
Rancau bisa saja menyesatkan mata
Terlalu naif untuk di tebak..
Gelombang menyapu cakrawala
Endapan air perihkan mata
Membicarakan isi hati lewat tatapan
Adakah kepekaan dari kaum terkaya ?
Jangan!
Tolong!
Percuma kau teriakan..
Penjajah moderen telah merongrong lapisan kulit.
Tak ada penyelamat berdaging.
Percaya saja pada dirimu.
DIA yang kekal takan melapaskan tatap dari mu.
Bahkan jika kau berani berserah, langkah mu telah di dahului..


Kepada sang Empunya aku berdoa,
Berlutut meratapi nasib..
Ketakutan perlahan punah
Siapa lagi yang mampu?
Masih kah tersisa belas atas kaum pemelas ?
Keajaiban masih ada..
Kau terpilih dari berjuta yang telah hilang
Kau terpilih dari mereka yang tergerus
Jangan salahkan keadaan,
Apalagi dunia.
Terlambat bukan berati tak mampu.
Berjalanlah
Berimanlah
Berdoalah
Lalu terbanglah tinggi ke tempat awal kau dan aku di bentuk
Di sisi kanan yang abadi
Dan Semuanya akan berakhir melawan kecewa.

0 komentar:

Posting Komentar

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo