Dari hati yang patah, kemudian berantakan
Tertiup angin terbersit piluh
Untuk airmata yang tersirat di bawah pelupuk
Untuk jiwa yang terlanjur hampa kemudian memutuskan menutup relung hati
Dia datang...
Datang mengambil setengah dari duka dan menjadi bagian dari suka
Perkara duka hampir melebur termakan waktu.
Ia seolah memiliki tombak dan tameng untuk melukis senyum di wajah durja
Kegigihan mu, manrik uluran tangan wanita yang telah kecewa melambung ke angksa untuk meluapkan segala sendu kemudian turun ke permukaan bumi untuk berbagi senyuman yang kata mu menjadi kesukaan mu
Kau pembasuh yang hebat..
Tak hanya berani menggantung harap, namun berani mengambil langkah
Tak hanya menikmati kemudian pergi, namun tinggal dan terus membenahi
Sulit memang berjuang dari bawah. Namun jika bersamamu, ia tidak pernah keberatan itu
Semesta cukup adil memisahkan karma kebaikan dan karma keburukan...
0 komentar:
Posting Komentar