Minggu, 04 September 2016

Masih di bawa sinar bulan

Tertawa terbahak di bawa sinar bulan
Menghembuskan nafas kegundaan yang tak bersebab.
Kosong!
Langit biru pekat.
Tak muram
Namun tak juga terlalu terang...
Dunia terlalu lihay terbelalak konspirasi
Jaman di mana isi kepala sudah seharus nya menerjemah menjadi untaian kata.
Bebas!
Memori terputar kembali
Masih di bawa sinar rembulan
Dia duduk dan berpikir keras
Mata nya tajam menelanjangi malam
Tanya demi tanya mulai mengikis khwuatir...
Mungkin kah ?
Berdebat tiada guna
Biarlah mereka sibuk dengan presepsi - presepsi semu.
Seperti nya kabut mulai mengintai leher.
Ia siap mencekik siapa saja yang berani melawa arus...

Masih di bawa sinar rembulan
Menaruh harap tinggi pada sang Pencipta di atas cakrawala
Berharap ada sesosok manusia lain yang menemani menerjang malam
Lengkungan ruang dan waktu saling berlomba mencabik nalar
Tak ada yang bisa di percaya
Selain yang ada di dalam jiwa.
Menyatulah!
Rasakan kemudian hembuskan melalui butir-butir cinta yang menenangkan.
Kemudian bulan berbisik.
Ia rupanya rindu
Rindu yang tak bisa di jelaskan dengan untaian kata.
Rindu yang klise.
Gundah menohok jantung.
Seolah memompa aliran darah dengan lebih cepat dari biasa nya..
Ia hanya butuh tidur!
Pejamkan mata lalu bercerita lah..
DIA maha memahami.
Wahai anak bulan,
mulai lah berkemas...
Mentari telah menanti di ujung timur
Ketahuilah,
Kalian tak seharus nya saling memaling namun sebaiknya saling merangkul.
Biarkan embun menbasahi hati yang gundah
Tetes demi tetes akan membawa kehangatan yang mendamaikan...

0 komentar:

Posting Komentar

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo