Jumat, 04 Desember 2015

Sendu

Pukul dua puluh tiga lewat dua puluh empatmenit
Seorang wanita sedang memandangi dirinya di cermin
Dilihat nya setiap inci dari tubuh nya.


Satu persatu make up yang menempel di wajah nya mulai dihapus.
Tinggal lah gincu berwarna merah muda yang masih menempel.
Rambut ikal panjang berwarna blonde itu kuncirnya 
Sambil tersenyum ia menghapus gincu yang tersisa.

Polos...
Dia lalu melangkahkan kaki nya ke arah lemari kayu berjati.
Di pilih lah sebuah daster berwarna hitam  selutut.
Satu persatu baju nya di lepas lalu ia mengenakan daster dingin itu.

Ia mulai berbelok langkah ke arah wastafel membasuh lembut kulit wajah dan leher nya
Dengan handuk berwarna putih yang mengusap setiap bulir air yang menetes.

Dia kembali merebahkan tubuh nya di atas kasur. 
Dua belas jam ia berada di hiruk pikuk dunia 

Bekerja mencari nafkah..
Dia mulai menejamkan mata yang mulai kelelahan, ia harus segera terlelap hari esok akan segera datang

Sesosok makluk ciptaan sang kuasa mulai membuat ia teruntai rindu
Ada satu ruang yang membuat nya tertawa geli
Senyum nya, tingkah nya, dan tatspan tajam itu...
Ahh terlalu sendu


Salahkan waktu atau salahkan keadaan ?
Aku yang terlambat atau dia yang terlalu cepat?
Batin sang wanita

Kesenduan ini biarlah begini
Dia ingin menikmati rasa itu di dalam memory kecil nya

Entah bagaimana kedepan nya adakah jalan setapak untuk menapaki cerita atau hanyalah sebuah kesenduan yang terua mengamuk lara ?


Biarlah....

0 komentar:

Posting Komentar

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo