Minggu, 26 Juli 2015

Titik dua tutup kurung

Hari ini, hari minggu..
Semalan aku sempat mengalami sedikit hempasan angin yang cukup kencang.
Hingga membuat diri berada pada jalan yang masih sama namun kini aku menggubah sudut pandang kehidupan, aku menoleh ke arah lain.
Ke arah yang berbeda.

Aku yang akhir-akhir nya sedang merasa kelelah dan kebimbangan dengan persoalan hati kini menyadari suatu hal.
Aku sudah tak binggung lagi dalam menuntukan pilihan dan permasalahan siapa yang harus di perjuangkan, di pertahankan.
Aku mantap memilih. Kali ini semoga bisa terus setia dengan komitmen ini.

Aku menyadari cinta yang ku pilih kali ini tidak akan pernah salah. Cinta ku kali ini membuat aku semakin terpacu membakar semangat, ada sesuatu yang menyulut di dalam hati ketika aku mengingat cinta yang kali ini aku ingin perjuangkan.
Tentang cinta yang tak pernah usai. Sesekali aku mengingat betapa kuat cinta ini memberikan aku seutuhnya namun aku menoleh ke arah cinta yang lain. Disitu ada penyesalan.

Selama ini aku telah mendapatkan nya, mendapatkan apa yang ku cari namun tidak pernah ku sadari.
Cinta itu tidak menggebu-gebu melainkan menenangkan...
Cinta itu tidak menuntut melainkan memeberi dengan ketulusan
Cinta itu tidak melihat seberapa buruk hal yang telah di alami dalam hidup melainkan memberikan harapan...
Cinta itu membuat aku damai...
Benar-benar membuat aku rindu,
Benar-benar ingin memeluk dan menyambut nya..
Tapi aku Tak mampu.
Aku ingin melontarkan maaf telah mengacuhkan mu, maaf telah mengecewakan, maaf belum bisa membuat bahagia. Maafkan aku belum bisa menjadi yang terbaik.

Tapi aku sayang, aku cinta
Dan aku menyadari ini lah bentuk kesejatian dari cinta.
Aku pernah bilang cinta yang tulus adalah cinta yang hadir setelah luka. Aku pernah melukai cinta itu, namun selalu ada maaf.
Aku sayang, aku terlalu sayang namun mata ku terbutakan cinta yang lain cinta yang mungkin belum tepat.

Pada akhirnya semua orang butuh pulang, dan aku ingin pulang...
Pulang ke rumah menggapai cinta yang benar-benar menenangkan, cinta yang penuh ketulusan.
Cinta dari kedua orang tua ku.
Cinta dari ayah dan ibu...

Aku ingat sewaktu kecil ibu melarang ku untuk keluar rumah. Aku tidak boleh naik sepeda, tidak boleh bergaul sembarangan, tidak boleh pulang malam. Saat aku membangkakndan keluar aku jatuh dari sepeda, aku jaili dan cubiti temanku, aku  flu karena pulang larut malam namun ketika sampai di rumah ketika aku di peluk ibu, dan di nasehati ayah dengan nasehat yang selalu sama. Semuanya rasa sakit itu hilang. 

Aku menyadari itu ketikanaku telah beranjak dewasa. Dan aku merindukan moment itu...

Selama ini aku telah banyak melakukan kesalahan. Aku sayang mereka terlalu sayang. Bila ku ingat terkadang aku rela mengabaikan cinta tulus mereka yang tak pernah menyakiti hati ini hanya karena aku kekeh memperjuangkan cinta-cinta yang salah. Maafkan aku.

Peluh hati, melihat kerutan di wajah mereka.
Mereka yang telah menua masih harus membanting tulang menghidupi aku. Di mana arti sebuah kesadaran????
Aku hanya tak ingin kehilangan mereka sungguh!
Aku belum bisa menyadari cinta yang selama ini aku dapatkan. Cinta yang penuh ketulusan.

Mengapa aku masih mencari cinta-cinta yang lain dengan mengebu-gebu pabila cinta ini saja sudah cukup untuk saat ini.
Maaf aku menggecewakan...

Aku hanya ingin pulang.
Merangkul cinta sejati ku.
Keluarga ku.
Ayah dan ibu...
Sekarang aku mengerti kenapa setiap aku mengalami persoalan yang membinggungkan seolah sirna ketika aku menginjakan kaki di rumah.

Senyuman mereka, kehangatan keluarga, pelukan dan nasihat itu menenangkan.
Sungguh sangat menenangkan. Sekali pun mereka tidak pernah tau bagaimana persoalan yang aku hadapi namun dari semua yang telah di perbuat sungguh menenanggkan.
Aku bersyukur.

Home,
It looks cozy, it feels warm and it sounds safe.

Aku sudah tidak aku mengebu mendesak sang kuasa lagi untuk menunjukan siapa yang terbaik.
Aku paham waktu Tuhan bukan waktu ku
Begitu pula cara Tuhan pasti bukan cara ku.
Aku masih perlu berproses.
Ini masih panjang...

Aku harus membahagiakan cinta sejati ku.
Aku harus sukses.
Semoga untuk segela rencana masih di berikan kesempatan. Aku mendoakan nya!

Aku percaya, akan ada waktu yang tepat untuk cinta sejati ku yang lain, yang datang untuk memberikan cinta yang tulus dan benar-benar sejati. Semua sudah ada waktu nya.

Setidaknya satu semester lagi yang harus aku kejar untuk dapat menjadi awal baru.
Aku akan mengejar cita-cita ku menyingkirkan ego ku menoleh pada cinta yang aku miliki saat ini.
Suatu saat nanti aku ingin menjadi sarjana ekonomi yang sukses, dan menjadi penulis buku yang mendamaikan.

Aku memang mencinta dany, pacarku.
Aku memang meninginkan, cinta pertamaku.
Tapi, aku memilih Ayah dan ibu, orang tuaku.

Betapa aku menyangi mereka :)

Satu hal yang kadang menyedihkan, ketika tambah usia ku. Maka semakin menua juga usia kedua orang tua ku. Ketika aku semakin tumbuh dewasa, mereka semakin membungkuk. Tapi akan sangat menyedihkan bila aku belum sempat membahagiakan mereka. Mereka tidak pernah menuntut. Namun aku harus memperjuangkan cinta ku kali ini. Bahkan harus lebih dari perjuangan ku pada cinta-cinta semu yang telah berlalu...

Saat ini, yang perlu aku lakukan adalah memahami prioritas ku. Jika kelak kesuksesan telah mendampingi baru lah aku akan menemukan dan menerima kata yang terucap dari mulut laki-laki dewasa bahwa "benar aku mencintaimu dengan semua kekuranganmu " dan mampu membuktikannya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo