Kamis, 19 November 2015

Titik balik kehidupan


Malam ini entah mengapa tubuh yang super kelelahan ini tidak bisa tenang bermanja di kasur yang empuk.
Kamis ku memang kelabu,
Hampir setengah hari beraktivitas tanpa merasakan sedikit pun istirhat
Heran nya walaupun sudah sangat lelah namun hati ini ingin menulis bait2 cerita...

Aku kangen si aries yang cuek.
Nggak kangen baget juga sih tapi emmm sebenar nya lagi kesal aja. Seharian dia dan aku sibuk dengan aktivitas masing2. Ekspetasi ku walaupun sibuk berharap ada new massage dari dia tapi seharian ini semua nya tenggelam dalam keasibukan masing2.

Sebagai pasangan dewasa yang mencoba saling mengerti dan memahami  hal ini tentu saja tidak menjadi masalah. Selagi aku dan dia baik2 saja di kota kami masing2. Yang penting itu sesibuk apapun kita komitmen nya harus tetap di jaga. 

Sebenar nya tidak ingin berceloteh panjang lebar tentang ini 
Tapi tentang pernikahan. Lho kok? 
Hehehe bagaimana ya, 
Akhir-akhir ini aku milihat banyak banget teman seangkatan yang sudah menikah, berencana menikah, bahkan yang sudah punya babby...

Honestly, 
Ada naluri perempuan yang ingin seperti posisi teman2 sejawat saya. Seems like so happy ya mereka.



Tapi mungkin di balik semua kebahagiaan di raut wajah mereka mungkin saja ada seberkas masalah yang tidak banyak orang ketahui.

Nikah muda itu tidak gampang.
Saya dan kak dany paham betul itu. Lagian untuk takaran hubungan kita berdua yang sebenar nya sudah tal seumur jagung sekalipun agak menakutkan membayangkan pernikahan di usia-usia ini.

Kadang aku sering bilang sama kak dany, kalo kita jodoh trus nikaah bisa gak ya aku jadi seorang ibu yang baik? Bisa gak ya menjalakan tugas sebagai seorang istri yang baik ???
Pertanyaan-pertanyaan itu muncul karena aku paham betul emosi ku yang kadang masih pasang surut kayak ombak.

Tapi, kak dany slalu meyakinkan aku kalau aku pasti bisa. Beruntung ? Iya!
Aku berani berkata seperti ini. Karena merubah seorang wanita manja dan baperan menjadi wanita dewasa dan logis itu tidak mudah! Apalagi aku termaksud orang yang sulit diatur.
Kenapa kak dany mampu mendidik aku seperti itu? Karena kak dany tahu persis bagaimana mengarahkan aku pada pilihan yang tepat.

Itu tidak terjadi seinstan apa yang ada di benak orang-orang. Kak dany juga berproses melalu hubungan ini. 
Awal nya dia tidak seperti sekarang, ada saat dimana dia down dan up. Sekuat apa pun yang orang lain lihat dan yang aku inginkan tentang dia dan dari dia, terlepas dari semua nya itu dia hanya lelaki biasa yang bisa meneteskan air mata jika wanita yang di sayangi gagal terdidik.

Sering aku bilang ke kak dany, aku selalu merasakan nyaman nya di lindungi ayah ku sendiri saat berada di samping nya.

Kami berdua sadar, disini bukan hanya kedewasaan kedua belahpihak semata namun bagaimana cara nya kami bekerjasama membesarkan dan mendewasakan hubungan ini.


Bagi saya pribadi, mencari teman hidup adalah mencari dia yang tidak hanya mampu mencintai kita apa ada nya saja. Namun ketika mengetahui kekurangan kita ia mampu mendorong kita untuk menjadi lebih baik, arti nya mampu menuntun kita keluar dari zona nyaman kita yang salah.



Dan tidak munafik, aku sangat mengharapkan dia yang saat ini menjadi teman hidup ku dapat menjadi pasangan hidup ku selamanya.

Bukan hanya nyaman atau cinta saja namun karena dia mampu menuntun dan membimbing aku menjadi wanita yang lebih baik , dengan cara nya sendiri.
Belum tentu kalau aku bersanding dengan yang lain atau dia pun begitu , dapat melakukan hal-hal seperti ini.

Jika kalian ingin tahu, selama aku menjalin hubungan dengan nya pada tahun-tahun belakangan ini kata sayang, cinta dan I love You sangat jarang ia ucapkan.

Kenapa ? Apa dia tidak sayang dan cinta pada aku? Tidak, dia sayang dan cinta pada ku, aku tahu itu namun bukan dengan hal-hal tersebut ia ungkapkan. 
Dan tanpa kata puitis nan romantis perasaan nya sampai pada hati ku. 

Kembali ke pernikahan, 
Kami memang ingin menikah di usia muda jika di kehendaki sang kuasa untuk berjodoh. Namun satu hal itu tidak semudah enak yang kita bayangkan.

Masalah tidak sedikit yang menghampiri kami. Jarak, perbedaan waktu, perbedaan suku, ras, keyakinan, menjaga komunikasi, membawa diri terhadap lawan jenis memang bukan hal mudah!

Tapi seiring berjalan waktu satu per satu dapat kami selesaikan. 
Ya, kedewasaan sangat di perlukan.

Ini baru skala pacaran yang bisa saja sewaktu-waktu putus. Namun bagaimana dengan pernikahan??? 
Jika kamu harus serumah, harus mengurus pekerjaan rumah tangga, jika sudah memiliki anak bagaimana kami dapat mengendalikan semua ? 

Menikah itu butuh proses. Jika terlalu cepat kurang bagus juga numun jika terlalu lama bukan jaminan bisa sehidup semati juga kan??
Jika kalian berkata, nikah muda siapa takut?? Pertanyaan nya simple saja sejauh apakah anda mempersiapkan hari-hari anda setelah hari pernikahan anda ???

Bagi saya, pernikahan bukan ajang melepas napsu birahi dan menjauhkan diri dari dosa pacaran semata.  Namun peran  masing-masing pihak dalam rumah tangga haruslah berjalan dengan baik juga. Dan sebagai calon orang tua sudah mampu kah kita mendidik anak manusia menjadi anak yang baik pula ???

Memang bahagia jika menikah, apalagi dalam usia yang relativ muda dengan gairah cinta yang sedang berada di puncak-puncak nya, namun tidak jarang setelah menikmati tahun demi tahun bahkan ada yang tak sampai setahun sudah harus merasakan rasa sakit karena kecemburuan, karena pasangan tidak sesuai harapan atau bahkan karena keadaan fianansial yang menyulitkan.

Asumsi nya jika sepasang kekasih sudah berkomitmen pada jenjang yang lebih serius dan berani menginjak titik balik kehidupan, mereka harus mampu menekan ego dan mendewasakan hubungan. 
Berapa pun usia seseorang ketika melangkah pada jenjang tersebut tidak menjadi masalah. Asalakan melakukan hal-hal di atas. Dan tentu saja harus mampu bahagia.



Bahagia disini tidak hanya dirasakan oleh  suami atau istri saja tapi kepada keluarga dan orang-orang sekitar arti nya kita harus menari cara agar ketika menikah pernikahan tsb tidak menjadi musibah alias merepotkan orang lain secara berlebihan. (Jika kalian paham maksud saya)

Semoga saja kelak, jika takdir menuntun saya ke arah yang lebih serius secara pribadi saya mampu menjadi istri untuk calon suami saya dan calon anak saya yang baik...
Semoga semesta ikut mengamini. 

0 komentar:

Posting Komentar

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo