Menghitung hari menuju pertambahan usiaku,
Ya beberapa hari lagi genap sudah wanita ini genap berusia duapuluh satu tahun.
Ya beberapa hari lagi genap sudah wanita ini genap berusia duapuluh satu tahun.
Pernah aku bercerita dengan ibu ku, kata nya ketika ia berusia 21 tahun ia telah merasakan hal yang belum aku rasakan saat ini. Ia telah memiliki pekerjaan, memebli apa pun dari hasil keringat nya sendiri, membahagiakan kedua orang tua nya, dan telah memiliki seorang pria yang diyakini akan menjadi pria sejati nya. Dan benar saja pria itu telah mendampingi ibuku hingga detik ini. Dengan cinta yang semakin hari semakin bertambah meskipun mereka telah menua.
dalam hidup, aku telah dipertemukan sang pencipta dengan berbagai macan pria.
Aku pernah bertemu pria yang ternakal, nakal, baik dan bakk sekali.
Aku juga pernah bertemu pria sangat tampan hingga biasa saja rupa nya.
Aku juga pernah bertemu pria dianugrahi kekayaan hingga pria yang sederhana hidup nya.
Aku pernah di pertemukan dengan pria yang rela menungguku hingga pria yang membuat aku menunggu.
Pria yang membuat air mata ku jatuh, hingga pria yang menghapus air mataku.
Pria yang selalu memperlakukanku bagai ratu hingga pria yang mengacuhkan aku bagai angin lalu.
Pria yang selalu mengahadirkan sejuta janji hingga pria yang tanpa berkata langsung melakukan tindakan.
Pria yang selalu bertindak romatis bak panggeran impian negri dongeng hingga pria yang sangat cuek bak sang pemburu di hutan liar.
Pria yang mengikuti proses kehidupan ku sejak menjadi upik abu hingga pria yang menerima hasil dari proses ku ketika telah menjadi wanita tangguh.
Aku pernah bertemu pria yang ternakal, nakal, baik dan bakk sekali.
Aku juga pernah bertemu pria sangat tampan hingga biasa saja rupa nya.
Aku juga pernah bertemu pria dianugrahi kekayaan hingga pria yang sederhana hidup nya.
Aku pernah di pertemukan dengan pria yang rela menungguku hingga pria yang membuat aku menunggu.
Pria yang membuat air mata ku jatuh, hingga pria yang menghapus air mataku.
Pria yang selalu memperlakukanku bagai ratu hingga pria yang mengacuhkan aku bagai angin lalu.
Pria yang selalu mengahadirkan sejuta janji hingga pria yang tanpa berkata langsung melakukan tindakan.
Pria yang selalu bertindak romatis bak panggeran impian negri dongeng hingga pria yang sangat cuek bak sang pemburu di hutan liar.
Pria yang mengikuti proses kehidupan ku sejak menjadi upik abu hingga pria yang menerima hasil dari proses ku ketika telah menjadi wanita tangguh.
Banyak pria yang aku temui, dan beberapa dari mereka sempat aku miliki.
Aku bersyukur apa pun itu. Sakit maupun bahagia.
Tanggis maupun tawa. Semuanya indah. Mereka memberikan aku pelajaran yang berbeda.
Aku bersyukur apa pun itu. Sakit maupun bahagia.
Tanggis maupun tawa. Semuanya indah. Mereka memberikan aku pelajaran yang berbeda.
Tapi, dari pria-pria itu tidak ada yang mampu menelusur kedalam diriku yang sebenarnya.
Ada yang mencoba melampaui batas yang aku berikan untuk menggenal siapa aku. Namun diriku melakukan penolakan dengan sendiri nya.
Entah mengapa, bukan aku tak mau membuat mereka menyelami kehidupan ku namun aku hanya takut ketika mereka terlalu menyelam terlalu dalam mencari tahu letak luka-luka ki dan pergi meninggalkan aku. Lebih baik mereka cukup mengetahui aku sebatas aku baik-baik saja.
Ada yang mencoba melampaui batas yang aku berikan untuk menggenal siapa aku. Namun diriku melakukan penolakan dengan sendiri nya.
Entah mengapa, bukan aku tak mau membuat mereka menyelami kehidupan ku namun aku hanya takut ketika mereka terlalu menyelam terlalu dalam mencari tahu letak luka-luka ki dan pergi meninggalkan aku. Lebih baik mereka cukup mengetahui aku sebatas aku baik-baik saja.
Pernah ada seseorang yang mencoba melampaui batas diriku. Aku sempat membuka sedikit diri untuk mengijinkan nya mengetahaui beberapa luku yang aku miliki. Ia sempat memberikan aku.obat sebagai pertolongan. Yah saat itu juga luka ku menggering namun bekas nya masih tetap ada. Tahukan kamu seiring berjalan waktu pria itu malah menggali luka-luka baru didalam hati ini yang jauh lebih sakit dan lebih dalam. Ia pergi hanya karena tak mampu membendung jarak antara kita, setelah sekian lama kami membangun hubungan baik tanpa ada nya pertengkaran yang menjadi sinyal perpisahan. Betapa terluka nya aku saat itu.
Aku ingat, beberapa bulan setelah kejadian itu aku pulang ke rumah ku. Aku bahkan dapat meneteskan air mata ketika aku berada didalam pesawat seolah sakit itu menerjang saraf ku seketika dan membuat hatiku kembali terpukul. Memang bukan dia yang memberi aku tanjakan luka yang paling menyakitkan tapi yang ia lakukan cukup sakit. Hingga aku menulis saat ini terkadang aku masih mengingat segala sakit yang ku rasakan waktu itu.
Aku ingat, beberapa bulan setelah kejadian itu aku pulang ke rumah ku. Aku bahkan dapat meneteskan air mata ketika aku berada didalam pesawat seolah sakit itu menerjang saraf ku seketika dan membuat hatiku kembali terpukul. Memang bukan dia yang memberi aku tanjakan luka yang paling menyakitkan tapi yang ia lakukan cukup sakit. Hingga aku menulis saat ini terkadang aku masih mengingat segala sakit yang ku rasakan waktu itu.
lalu, apalah arti seseorang yang kita harapkan dapat hadir dan mengobati setiap titik luka yang kita miliki lalu mengobati dan membuat luka yang lebih besar lagi???
Ketika aku mengalami setiap luka-luka, aku seolah merasakan sakit, merasa tidak berguna, bahkan pernah aku merasa berada pada titik terendah dalam hidup. tapi justru luka yang kurasakan itu yang membuat saya semakin kuat. Karena sesungguh nya hanya waktu yang dapat membuat aku mampu untuk mencari titik-titik luka tersebut lalu mengobatinya sendiri.
Aku sempat merasa hilang kepercayaan dengan pria-pria baru yang mencoba mendekat. Bukan apa-apa namun semakin dewasa usiaku aku semakin mengerti bagaimana cara mencari pria yang kurang lebih seperti ayahku.
Ayahku memang tidak sesempurna apa yang aku inginkan, tapi setidaknya ayahku tidak pernah rela aku disakiti bahkan menitihkan air mata hanya karena kekurangan cinta dan kasih sayang.
Itu sebabnya ayahku selalu berkata pada ku untuk tidak terburu-buru memilih kekasih. Mungkin ayah terlalu memahami bagaimana diriku, dan bagaimana sensitif nya hati anak perempuan satu-satunya ini.
Selalu ia berkata padaku kejar dulu cita-cita mu setelah kesuksesan mendampingi mu barulah kamu berfokus pada teman hidup. Dulu mungkin terlalu besar ego ku hingga sering ku abaikan kata-kata pria yang paling mencintai aku di dunia ini. Namun seiring berjalan waktu aku memahami apa maksud ayah.
Ayahku memang tidak sesempurna apa yang aku inginkan, tapi setidaknya ayahku tidak pernah rela aku disakiti bahkan menitihkan air mata hanya karena kekurangan cinta dan kasih sayang.
Itu sebabnya ayahku selalu berkata pada ku untuk tidak terburu-buru memilih kekasih. Mungkin ayah terlalu memahami bagaimana diriku, dan bagaimana sensitif nya hati anak perempuan satu-satunya ini.
Selalu ia berkata padaku kejar dulu cita-cita mu setelah kesuksesan mendampingi mu barulah kamu berfokus pada teman hidup. Dulu mungkin terlalu besar ego ku hingga sering ku abaikan kata-kata pria yang paling mencintai aku di dunia ini. Namun seiring berjalan waktu aku memahami apa maksud ayah.
Aku tidak ingin mencari pria tampan rupa, bagi kunitu hanya bonus, karena pada akhirnya yang tampan rupa nya akan kalah dengan pria yang mampu mencintaiku tanpa melihat rupaku.
Aku tidak ingin mencari pria mapan, karena aku sudah pernah merasakan punya banyak uang tapi tidak bahagia.
Aku hanya ingin memberikan cintaku pada pria yang mampu memahami aku. Ia tidak perlu menyelami masa lalu ku dan mencari titik-titik luka di hati ini. Ia hanya perlu mengetahui kepedihan ku dan memilih untuk tetap tinggal bersamaku.
Satu yang slalu aku pinya disetiap doa-doa ku.
Aku ingin di berikan oleh sang kuasa pendamping yang bukan hanya mampu mendampingiku, namum dapat menjadi Imam dan menjadikan aku bidadari surga nya.
Aku tidak ingin mencari pria mapan, karena aku sudah pernah merasakan punya banyak uang tapi tidak bahagia.
Aku hanya ingin memberikan cintaku pada pria yang mampu memahami aku. Ia tidak perlu menyelami masa lalu ku dan mencari titik-titik luka di hati ini. Ia hanya perlu mengetahui kepedihan ku dan memilih untuk tetap tinggal bersamaku.
Satu yang slalu aku pinya disetiap doa-doa ku.
Aku ingin di berikan oleh sang kuasa pendamping yang bukan hanya mampu mendampingiku, namum dapat menjadi Imam dan menjadikan aku bidadari surga nya.
Sebenarnya hanya sesederhana itu.
Apabila mereka melihat aku saat ini, mengapa aku masih memilih untuk tetap sendiri?? Jawaban nya aku bukan sedang menunggu pria terindah dalam hidupku karena yang indah belum tentu baik.
Aku hanya sedang menata kembali hidup dan hati ku yang telah ditinggalkan dengan keadaan porak-poranda.
Beberapa wanita mungkin tidak perlu waktu lama dalam menata hati yang berantakan. Tetapi aku membutuhkan waktunyang cukup lama. Mengaoa demikian?? Karena aku tidak hanya menata hati saja melainkan menata hidupku agakmr lebih baik, menarik dan berkualitas.
Apabila mereka melihat aku saat ini, mengapa aku masih memilih untuk tetap sendiri?? Jawaban nya aku bukan sedang menunggu pria terindah dalam hidupku karena yang indah belum tentu baik.
Aku hanya sedang menata kembali hidup dan hati ku yang telah ditinggalkan dengan keadaan porak-poranda.
Beberapa wanita mungkin tidak perlu waktu lama dalam menata hati yang berantakan. Tetapi aku membutuhkan waktunyang cukup lama. Mengaoa demikian?? Karena aku tidak hanya menata hati saja melainkan menata hidupku agakmr lebih baik, menarik dan berkualitas.
-Dalam hidup ku tak ada seorang pun yang mampu menyembuhkan luka-lukaku, selain diriku sendiri dengan bantuan waktu dan atas ijin sang kuasa-
0 komentar:
Posting Komentar