Jumat, 30 Oktober 2015

Filosofi secangkir bintang

Langit terlalu gelap,
Mata telanjang tak mampu menembus pandang.
Angin bertiup dari barat ke timur
Begitu kencang, menguncang si perempuan malam
Bahkan kedua kuping ini mendengar sayup sendu suara langit

Mungkin langit ingin menanggis..

Lampu jalanan menemani langkah
Dari jauh terlihat fatamorgana cahaya beradu
Bunyi klakson meniti diantara deburan keramaian

Satu hal yang aku suka,
Laut!
Yah kota ini memamng indah
Banyak kerlapkerlip lampu memanjakan mata,
Dan semua nya terpantul sempurna di atas genangan laut lepas yang tenang.

Manakala gulita membungkus bumi namun secangkir bintang masih menghangatkan relung.

Kenapa haruslah secangkir???
Bukankah bintang terlalu banyak untuk di hitung ke sepuluh jemari??

Tapi, malam ini hanya ada secangkir bintang yang terlihat di mata
Mungkin untuk yang lain masih banyak jumlah cahaya yang bertaburan berpacu  mengintai gulita malam,
Namun untuk batin yang ketakutan hanya ada secangkir saja.

Harum tubuh mu ku hirup baik-baik
Seoalah anjing pengendus yang sedang beraksi
Ku simpan rapi dalam memory
Dan bila raga ini merindu,
Akan ku ingat-ingat kembali

Dia melemah,
Kata nya waktu tidur nya berkurang
Ia harus memaksa mata mebelala malam untuk suatu tujuan
Aku tahu itu sulit,
Namun lakukan lah!

Meluangkan waktu di tengah malam singkat
Untuk sekedar melihat sang pujaan hati.

Menghapus dahaga kelelahan hanya dengan secangkir bintang
Rasa nya sungguh menyegarkan.

Sengaja ku teguk sedikit demi sedikit untuk mengulur jarum jam yang terus berdetak ke kanan,
Tapi apalah daya akan ada waktu di mana secangkir bintang itu habis di dasar gelas dan tersedot sempurna di ujung bibir bergincu

Tak ada bintang sebaik bintang yang sedang menatap mata berminus lima di balik kacamata bermotiv leopard itu...

Masih misteri!

0 komentar:

Posting Komentar

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo