JERAT

Terkadang hidup bagaikan jeratan yang sangat mencekik.
Kalian pasti pernah melihat atau sekedar membaca kutipan
"Jika anda tidak bisa tertawa pada lelucon yang sama, lalu mengapa anda mampu menanggisi hal yang sama?"

Kata orang waktu dapat menjadi ibat terbaik apabila kita ingin melupakan , mengikhlaskan atau memaafkan.
Namun , waktu tak akan mampu melakukan itu sendiri tanpa kesabaran.

Aku mencoba merelakan sesuatu yang telah hilang.
Ibarat berjalan, aku telah mampu menyelesaikan seperempat dari tujuan ku.

Hari, minggu, bulan bahkan tahun berlalu..
Sesuatu yang hilang itu datang kembali dengan cara yang berbeda.
Seolah menjerat dan membuat aku menghentikan langkah kaki untuk bersinggah.

Entah kali ini akan menjadi persinggahan sementara atau terakhir namun aku cukup menikmati nya..
Seolah aku menemukan rumah ku yang telah lama ku tinggali,
Beda, ya tentu rasa nya berbeda.
Sesuatu yang telah pergi meskipun kembali rasa nya taakan pernah sama...

Aku tak pernah tahu bagaimana sang pencipta menggarahkan dan membentuk aku.
Aku kembali pada nya.

Kembali pada pelukan yang sama.
Orang yang sama.
Namun yang ku rasakan.adalah
Cinta yang berbeda
Rasa yang berbeda...

Telah aku kumpulkan seggenap tenaga untuk menolak diriku masuk kedalam rumah lama itu,
Namun aku t e r j e r a t .

Menyedihkan bagi mereka yang memahami bagaimana aku berusaha bangkit dan belajar berjalan lagi.
Tapi bagi mereka yang hanya melihat hasil tanpa proses mendukung aku kembali.

Dalam rumah itu hanyalah aku. Namun ketika aku melihat ke teras rumah masih ada orang lain.
Aku tak suka.
Aku benci melihat yang lain.
Walaupun ia berada di tempat yang jauh lebih rendah dari pada aku namun aku tak menyukai keadaan ini.

Binggung, pasti!
Pengalaman memang guru terbaik.
Namun seorang guru takan pernah menjadi baik tanpa didikan yang keras.

- untuk kamu: cinta yang tulus adalah cinta yang hadir setelah benci dan tetap memilih untuk menjadi cinta -